Browsing kemana2 cari info Apa sih sharing economy itu..?
Menurut Prof Rhenald Kasali sharing economy adalah sebuah proses ekonomi yang dilakukan dengan pendekatan "sharing resources" sehingga pada akhirnya menciptakan economic value yang dapat dibagi pada para pihak. Sharing yang efisien dan partisipatif itulah yang akhirnya membuat harga lebih terjangkau bagi konsumen dan terjadi distribusi kesejahtehteraan yang lebih adil.
- Karena kesadaran bahwa moda pembangunan selama ini telah membawa konsekuensi buruk bagi masyarakat dan lingkungan, sehingga ide keberlanjutan menjadi semakin kuat didukung.
- Karena perkembangan teknologi informasi memungkinkan berbagi sumberdaya dengan jauh lebih banyak orang, termasuk orang-orang baru yang memiliki perhatian yang serupa.
Pertanyaannya kemudian, apakah bentuk-bentuk bisnis yang
sekarang dianggap sebagai contoh paling populer dari ekonomi berbagi seperti TAXOL
bisa dianggap benar-benar sebagai bagian dari ekonomi berbagi dalam pengertian
itu? Tampaknya tidak
Mengutip contoh-contoh yang kini paling mengemuka, Giana
Eckhardt dan Fleura Bardhi menyatakan bahwa mereka itu bukanlah bagian dari
ekonomi berbagi, melainkan lebih tepat disebut access economy atau ekonomi
akses. Kedua profesor ekonomi dari Inggris itu menyatakan dengan tegas bahwa
ekonomi berbagi adalah tentang bagaimana anggota masyarakat yang biasanya sudah
saling mengenal—atau diperkenalkan oleh teknologi informasi—berbagi sumberdaya
tanpa motif keuntungan, walau transaksi finansial tak haram sepenuhnya.
Ketika ada perusahaan menjadi perantara orang-orang yang tak
saling mengenal untuk memanfaatkan sumberdaya pada kurun waktu tertentu dengan
motif ekonomi utilitarian, bukan keberlanjutan, tak tepat lagi disebut sebagai
ekonomi berbagi.
Dikutip dr Made Supriatma:
Dalam sharing ekonomi, pemilik modal adalah buruh sekaligus.
Sekalipun dia memiliki modal, sekali dia memasuki sharing ekonomi dalam model
seperti AirBnB, Uber, GrabCar, GoJek, dan lain-lain itu, dia TIDAK lagi
berkuasa atas modalnya itu. Dia menjadi buruh atas modal miliknya sendiri itu.
Siapakah yang paling diuntungkan dalam sharing economy ini?
Jika demikian duduk persoalannya maka jelas, perusahanlah yang diuntungkan.
Pertama, perusahan tidak perlu menyediakan modal besar untuk berusaha. Mereka
tidak perlu membeli mobil, atau motor, atau membangun hotel. Mereka hanya
memanfaatkan apa yang 'mubazir' dalam sistem ekonomi.
Kedua, mereka tidak punya buruh. 'Klien' mereka ada dua. Klien
yang pertama adalah pemilik modal. Klien kedua adalah pengguna barang/jasa.
Mereka bisa mendapat 'fee' dari keduanya. Fungsi perusahan ini tidak lebih dari
'brokerage' (perantara).
Ketiga, karena mereka tidak memiliki buruh (punyanya
pemodal) maka mereka tidak terikat dalam sistem hubungan perburuhan. Mereka
tidak harus membayar asuransi kesehatan untuk buruhnya (kecuali karyawan
kantornya); tidak perlu memberikan cuti (pemilik modal boleh bekerja kapan
saja); tidak membayar pesangon karena tidak ada pemecatan (orang boleh datang
dan pergi seenaknya); dan lain sebagainya.
Diartikel lain menulis , praktek Uber, Grab Car, Gojek dan Grab jauh dari dari prinsif sharing
economy,
Yang namanya sharing
economy tidak mengenal subsidi Venture Capital demi memurahkan harga hingga
akhirnya mematikan saingan/kanibalisasi. Venture Capital adalah jenis
kapitalisme global, jauh dari prinsip kerakyatan sharing economy..
Dari Berbagai Sumber